Malam-ku 19 oktober 2013. 18.00
Kalau saja sudah datang waktunya
tidak ada kawan,
aku tidak akan pernah bosan,
menikmati secarik kertas kehidupan,
Biar mereka bertandang, lalu
ditendang dengan senapan keangkuhan.
biar mereka mengobral keadilan, setelah itu dipenjarakan.
Ada dusta, diantara penghormatan
yang berlebihan,
aku tahu! Tatapan pembangkangannya diatas perjanjian akal dan nafsu.
Ambisi tentang ke-Aku-an yang hadir
dalam persidangan.
Lihatlah! Setiap pertemuan rasionalitas
selalu jadi kawan ke-aku-an,
Barangkali kalian tidak sadar?
Pejamkan mata untuk lihat betapa
lucunya sebuah tontonan ke-aku-an.
Malam-ku 19 oktober 2013 18.04
Nasib sama, adalah dilahirkan dengan
ketidaktahuan.
Beranjak besar lalu jadilah kelas-kelas
ke-kotak-an,
Perbedaan dipertontonkan bukan lagi
anugerah,
Hanyalah pagelaran topeng monyet di
pinggir jalan,
Lalu apa bedanya?
kita hanya diperbudak oleh sekawanan sistem,
Dikomersilkan setelah itu
di-asing-kan.
Bagaimana ingin berlari?
Jika rantai secarik ijazah jadi
pedoman
Sungguh, aku memang bersembunyi
dalam kemunafikan
Karena sudah tidak ada lagi
kejujuran,
aku bosan!
0 komentar:
Posting Komentar